Minggu, 30 Mei 2010

PEMANFAATAN BARANG BEKAS
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Dalam berbagai proses pembelajaaran di tanah air kita, peranan guru terasa masih sangat dominan walaupun sebagian dari mereka telah berusaha menjadi fasilisator disamping sebagai sumber informasi. Hingga saat ini guru masih dianggap sebagai orang yang mempunyai jawaban terhadap semua pertanyaan yang diajukan oleh siswanya sehingga sering kali guru merasa dirinya sebagai satu-satunya sumber informasi. Namun pada kenyataannya kemampuan manusia sangat terbatas sehingga kita perlu sumber-sumber informasi lainnnya baik dalam belajar maupun dalam membelajarkan orang lain. Oleh sebab itu, pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru perlu diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan dan pengharapan siswa menggunakan berbagai sumber informasi.
Dalam proses pembelajaran, sering kali terjadi hambatan-hambatan , baik yang datang dari pihak guru maupun siswa. Hambatan tersebut secara lansung mempengaruhi suasana pembelajaran. Salah satu hambatan yang sering muncul adalah ketika guru harus menvisualkan suatu konsep atau ide. Dalam hal ini guru membutuhkan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar karena pembahasan secara lisan tidak memuaskan siswa. Apabila sekolah tidak dapat menyediakan media tersebut, guru dapat membuatnya dari barang-barang bekas yang ada.
Beberapa pedoman yang harus diperhatikan ketika kita ingin mengembabngkan media dai baranng-barang bekas:
1. Gunakan barang-barang bekas yang mudah diperoleh di sekitar lingkungan sekolah, tempat tinggal guru dan siswa.
2. Penggunaan media yang dibuat oleh guru hendaknya bias meninngkatkan perhatian dan pemahaman siswa melalui pendengarannya. Penggunaan media yang sesuai akan menyebabkan siswa menjadi lebih berminat dan mendengarkan setiap hal yang disampaikan guru.
3. Kembangkan bahan-bahan yang bisa membuat siswa berfikir kritis, mengundang siswa selalu ingin bertanya, ingin tahu dan ingin mencari kebenaran. Media yang diciptakan diharapkan akan mendorong siswa untuk melakukan penilaian atau analisis terhadap kredibilitas dan keabsahan materi pelajaran yang diterimanya.
4. Gunakan bahan-bahan yang bisa merujuk kepada upaya mendorong kemampuan siswa untuk memahami dan mengingat secara tegas dan jelas materi pembelajaran yang disajikan.
5. Buat media yang mampu memberikan kebersamaan bagi siswa dengan kondisi yang menyenangkan dalam mengikuti pelajaran.

(Kardus bekas untuk Membuat Batang Cuisenaire)

Alat peraga ini diciptakan oleh George Cuisenaire (seorang guru dari Belgia) untuk membantu anak-anak yang belajar matematika.Batang Cuisenaire disebut juga Cuisenaire Gattegno. Caleb Gattegno (seorang ahli jiwa ternama sebagai guru basar matematika di University of London) yang mengepalai penyebaran metode ini ke Negara-negara lain termasuk Amerika dan Kanada.
Prinsip yang dipakai alat peraga batang Cuisenaire dalam operasi hitung adalah pengukuran. Batang Cuisenaire ini terdiri dari 10 macam batang yang berbeda-beda menurut panjang dan warna. Yaitu:
 Ukuran 1x1x1 cm; putih
 Ukuran 1x1x2 cm; merah
 Ukuran 1x1x3 cm; hijau muda
 Ukuran 1x1x4 cm; ungu
 Ukuran 1x1x5 cm; kuning
 Ukuran 1x1x6 cm; hijau tua
 Ukuran 1x1x7cm; hitam
 Ukuran 1x1x8 cm; coklat
 Ukuran 1x1x9 cm; biru
 Ukuran 1x1x10 cm; orange

Contoh 1. Penjumlahan
Misalnya kita akan menjumlahkan 2 + 3. Ambil satu batang duaan, yaitu batang berwarna merah (2). Kemudian ambil satu batang tigaan, yaitu batang yang berwarna hijau muda (3). Kedua batang ini ditempatkandengan ujng-ujngnya saling berdekatan (lihat gambar). Kita harus mencari batang lain yang dapat menutupi kedua batang itu dengan pas atau dengan cara meletakkannya berdampingan.


Ternyata batang yang dapat menutupi persis kedua batang tersebut adalah batang yang berwarna kuning (5) Hal ini berarti 2 + 3 = 5
Contoh 2. Pengurangan
Untuk menghitung 6 – 4. Mula-mula ambil sebuah batang hijau tua (6), kemudian letakkan sebuah batang ungu (4) secara berdampingan sedemikian rupa sehingga pas.
Kita harus mencari batang lain yang jika diletakkan secara berda berdampingan dengan batang hijau tua (6) yang belum tertutup itu menjadi tertutup. Batang yang menutup itu hanyalah batang berwarna merah (2). Hal itu berarti bahwa 6 – 4 = 2


Contoh 3. Perkalian
Misalnya kita akan memperagakan 2 x 3. Pertama-tama kita ambil dua buah batang berwarna hijau muda (3) dan letakkan bersambungan memanjang. Kita harus mencari batang lain
yang seukurandengan dua batang tadi. Ternyata batang yang persis menutupi adalah batang berwarna hijau tua (6)
Hal ini berarti bahwa 2 x 3 = 6

Contoh 4. Pembagian
Kita akan memperlihatkan perhitungan 8 : 2. Pertama-tama kita ambil batang berwarna coklat (8), kemudian ambil pula beberapa batang berwarna merah (2). Letakkan pula batang-batang yang berwarna merah itu sedemikian rupa sehingga letaknyapas dengan batang yang berwarna coklat. Ternyata banyaknya ada 4 buah.
Hal ini berarti 8 : 2 = 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar